Pembelajaran Berdisiplin
Oleh: Ahmad Fahrudin
Disiplin
adalah salah satu kata kunci untuk menuai banyak kesuksesan. Disiplin
bisa dimulai dari hal kecil. Bangun pagi misalnya, apabila bangun pagi
ini tidak biasa disiplin, maka saya yakin, pagi-pagi adalah hal yang
akan dibenci oleh semua orang. Karena membuka mata adalah hal terberat.
Sejak kecil, kita sudah dilatih untuk berdisiplin diri. Saya ingat
betul, apabila hari Senin tiba. Maka diawali dengan upacara bendera. Di
sana terdapat beberapa perilaku dan sikap yang diajarkan untuk
kedisiplinan.
Mulai dari seragam. Kita harus berseragam rapi,
pakai dasi, topi, sepatu hitam. Belum lagi masuk dalam baris berbaris.
Pandangan lurus ke depan, dada agak dibusungkan, dan siap mengikuti tata
aturan upacara. Apa yang diperintahkan oleh pemimpin upacara, maka kita
siap sedia untuk melaksanakan.
Kegiatan semacam inilah yang pada
mulanya diajarkan untuk melatih kedisiplinan dalam diri pribadi. Dalam
sebuah perusahaanpun tidak ketinggalan dengan kata disiplin.
Perusahaan yang menerapkan tingkat disiplin tinggi kepada para
pekerjanya akan menjadi bonafit dan mampu bersaing dengan perusahaan di
segala multi dan level.
Beda dengan perusahaan yang masuknya semaunya. Sistemnya tidak jelas lagi. Waktu bangkrut dan kehancuran tinggal menunggu saja.
Patut kiranya kita merenung atas ungkapan Maria Montessori, tokoh
pendidikan dari Italia (1870-1952), "Kita mengajarkan disiplin untuk
giat, untuk bekerja, untuk kebaikan, bukan agar anak menjadi loyo,
pasif, atau penurut".
Ini artinya, kedisiplinan dalam dunia
pendidikan merupakan harga mutlak. Tak bisa ditawar dan tak bisa dibeli.
Semuanya harus dilatih, diupayakan, sehingga mampu dibiasakan oleh
setiap pribadi. Sehingga pada titik inilah sesuatu yang biasa menjadi
hal yang luar biasa.
Kita patut kiranya berpikir ulang. Jika
kesuksesan dan keberhasilan belum menyapa kita, barangkali kita kurang
disiplin dalam melakoni setiap usaha kita. Boro-boro disiplin dalam
usaha. Disiplin bangun pagi aja sulit, makanya rezekinya dipatok ayam.
Penderitaan karena berdisiplin lebih baik daripada penderitaan karena
penyesalan--Mario Teguh. Saatnya kita memilih untuk yang terbaik bagi
kita. Apakah kita memilih penyesalan yang berujung kekecewaan, ataukah
berdisiplin tapi menderita yang berakibat kesuksesan? .