:: Kode
Kehormatan Pramuka ::
Kode
Kehormatan Pramuka diatur dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 12.
Dimana kode kehormatan pramuka merupakan Kode Etik anggota gerakan pramuka
dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat sehari-hari yang diterima dengan
sukarela serta dihormati demi kehormatan dirinya.
Kode
Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan
alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
Kode Kehormatan Gerakan Pramuka bagi
anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan
rohani dan jasmaninya yaitu :
Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan
Dwidarma
Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang
dan Dasadarma
Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan
Dasadarma
Kode Kehormatan
Pramuka anggota dewasa terdiri atas Trisatya anggota dewasa dan Dasadarma.
DWI SATYA
Aku berjanji akan
bersungguh-sungguh :
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut
undang-undang.
Setiap hari
berbuat kebaikan.
DWI DARMA
Siaga itu menurut
ayah dan ibundanya.
Siaga itu berani dan tidak putus asa.
TRI SATYA
(Untuk Pramuka Penggalang)
Demi kehormatanku
aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik
Indonesia, dan menjalankan Pancasila.
menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat.
menepati Dasadarma
TRI SATYA
(Untuk Pramuka Lainnya)
Demi kehormatanku
aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik
Indonesia, dan menjalankan Pancasila.
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
menepati Dasadarma
DASADARMA PRAMUKA
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran ,perkataan dan perbuatan
|
LAMPIRAN II SURAT
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 036 TAHUN
1979
TENTANG
DASADARMA PRAMUKA
Penjelasan masing-masing Darma
1. Darma pertama: “Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”
a. Pendahuluan
Apa yang tercantum
di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang
terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar)
seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau
dirinya sedngkan yang ada di dalam
Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku
ataupun sikapnya, atau dengan kata lain yang ada di dalam Trisatya itu
merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma
adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma
bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan
b. Pengertian
1) Takwa
a) Pengertian takwa adalah bermacam-macam, antara lain:
bertahan, luhur, berbakti, mengerjakan
yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan
lain-lain.
b) Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang
yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang
berketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan,
perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup
ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yaitu:
(1) Bertahan terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan
berperisal untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu.
(2) Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang
baik dan berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi
dirinya maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia.
(3) Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma
bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana Tuhan
menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang
dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang
menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap
pribadi lain yang dianggap Mahaagung itu,
2) Tuhan
Di sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita
tentang Tuhan baaik berpangkal dari kemanusiaan yang antara lain dianugerahi
akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang
diturunkan kepada kita melalui para Nabi/ Rosul.
a) Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang
ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya
segala sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau sebab pertama). Karena
itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia
mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.
b) Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita
melalui firman atau sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa
Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan
menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau
menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang
semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat
yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan
berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat
Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini,
terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan.
Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan
yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa.
Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada
Tuhan itu.
c) Esa= satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang
dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka,
satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat
dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada Tuhan selain Allah”.
3) Berbicara tentang
pengertian taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari
pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang
digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap
Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak
terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi
cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai
atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung
unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang
luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat
mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur,
ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara
kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur
hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak
terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas
kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya,
Akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan mengandung unsure
peri kemanusiaan.
Akhlak terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga
diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur,
sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa,
dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi
pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
c. Pelaksanaan
1) Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan
anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga
karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka
sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu
diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau
hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret
dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik. Maka, apa yang diimani dari agama
dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang
nyata dan dapat dirasakan oleh
llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran
tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan
dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama
ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing. Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi
tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan
sempurna (Pancasilais). Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan
dalamajaran agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah
dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan
bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa,
sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
Sebagai Contoh:
Sikap cinta dan kasih saying, etia, patuh, adil, jujur,
suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari
ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak
jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia
bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap
sesamanya.
2) Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan
kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari
bermain dampai kepada bekerja sama dan hidup bersama. Dalam kegiatan permainan,
kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Kalau anak
sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi
yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian. Akhirnya, akan berguna bagi
sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain
didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
3) Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah,
4) Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari
besar agama.
5) Menghormati orang beragama lain.
6) Menyelenggarakan cermah keagamaan.
7) Menghormati orang tua.
2. Darma kedua: “Cinta Alam dan Kasih Sayang
Sesama Manusia”
a. Pengertian
1) Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta
yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi
kesejahteraan manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini
dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun. Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan
akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut
mengetahui makna seluruh ciptaan-Nya. Wajar dan pantaslah Pramuka, secara
alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan
tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta
menjaga kelestariannya. Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan
perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan
sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan
dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang. Di samping itu,
sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus
memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut,
perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut
menduduki tempat yang penting pula.
2) Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila
manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia.
Kelompok-kelompok manusia ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat
di dunia ini. Bila kita ingindan mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain
maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan
demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun
antar bangsa. Khususnya sebagai seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik
dan Indonesia maupun dari bangsa lain sebagai saudaranya kaarena masing-masing
mempunyai satya dan darma sebagai ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang
bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur sudah
sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia
dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta
dan kasih sayang.
3) Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua
dari Pancasila
b. Pelaksanaan
dalam hidup sehari-hari.
1) Membawa peserta didik kea lam bebas kebun
raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah
kepada meereka memelihara tenaman di rumah masing-masing. Hal ini dapat
dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda kecakapan khusus.
2) Begitu pula halnya sikap kita terhadap
binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang
untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang
mereka meliki.
3) Kasih sayang sesama manusia tidak lepas dari
perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan
pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang
hidup. Di samping itu, perlu membangun
watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain
meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka
sedunia.
4) Siapa pun yang kita kenal dan kita dekaaaaati
lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa
inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang
oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita
menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : “Patriot yang Sopan dan
Ksatria”
a. Pengertian
1) Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga
Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti,
setia dan siap siaga membela tanah airnya.
2) Sopan adalah tingkah laku yang halus dan
menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat
bukan pembenci dan selalu disukai orang lain.
3) Ksatria adalah orang yang gagah berani dan
jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur.
Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
4) Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini,
bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu
sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya.
5) Darma ini adlah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk:
a) menghormati dan memahami serta menghayati lambing Negara,
bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
b) mengenal
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan,
gotong-royong, rmah tamah, religious, dan lain-lain.
c) mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah
Indonesia.
d) mengerti, menghayaati, mengamalkan dan
mengamankan Pancasila.
2) Mengenal adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
3) Mengutamakan kepentingan umum dari pada
kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang
benar.
4) Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan
membenaarkan yang benar.
5) Menghormati orng tua, guru dan pemimpin.
4. Darma keempat: “Patuh dan Suka Bermusyawarah”
a. Pengertian
1) Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang
sudah disepakati dan ditentukan.
2) Musyawarah adalah laku utama seorang democrat
yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar
dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan
yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat
dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
3) Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila keempat.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan
yang ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan
desa, sekolah dan peratur perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya, setia mengikuti latihan
membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
2) Belajar mendengar pendapat orang, menghargai
gagasan orang lain.
3) Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan
dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak
4) Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum
melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: “Rela Menolong dan Tabah”
a. Pengertian
1) Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa
memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan
perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud,
agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu
merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi.
2) Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan
uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi
kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3) Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
1) Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
2) Membantu menyeberang jalan untuk orang tua,
wanita.
3) Memberi tempat di tempat umum kepada orang
tua dan wanita.
4) Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat..
6. Darma keenam : “Rajin, Terampil, dan Gembira”
a. Pengertian
1) Rajin
Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena
ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri
dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani
proses kodrati dalam mendidik diri.
Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk
mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu
berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu
tertib melaksanakan tugas.
2) Terampil
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di
atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan
keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan
hasil yang baik.
3) Gembira
Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan
bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan
bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama.
Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi.
Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya
untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa
tenang, dan seimbang.
Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal
yang positip dan optimistis.
Sikap positip, optimis ini diperoleh dengan laku yang
riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang
dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
4) Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan
dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Rajin
a) Biasakan membaca buku yang baik.
b) Biasakan untuk membuaat karya tulis.
c) Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah
pikiran, mengemukakan pendapat.
d) Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar. Belajar
selama dua jam sehari adalah layak.
e) Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan
kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
f) Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
2) Bekerja
a) Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan
selalu terdapat hal-hal yang baik dan
berguna.
b) Biasakan bekerja menurut manfaat dan
disesuaikan dengan kemampuan.
c) Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau
menyalahkan orang lain.
d) Hargai dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
e) Berikan beban dan tugas yang terus
berkembang.
f) Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
g) Bergembiralah dalam tiap usaha.
h) Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok
hari.
3) Terampil
a) Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai
dengan bakat.
b) Latih terus-menerus.
c) Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan
sesuatu.
d) Mintalah tuntunan dari orang yang lebih
berpengalaman.
e) Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun yang
diberikan pada Saudara. Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kemampuan yang ada.
7. Darma ketujuh: “Hermat, Cermat, dan
Bersahaja”
a. Pengertian
1) Hemat
a) Hemat bukan beraaati “kikir” tetapi lebih terarah kepada
dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut
kegunaannya.
b) Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa
nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang
lain; (uang, mendisiplinkan diri sendiri). Menghemat bukan berarti a social
tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke pihak
lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan.
c) Secara material, dapat berarti memanfaaatkan
sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung
sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
2) Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka
harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang
datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada. Hal ini dapat
dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala
sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia
senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Ia harus berusaha untuk
berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3) Bersahaja
Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar
dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa
untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang
didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus
dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat
berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan,
latihan dan sebagainya.
2) Tidak ceroboh.
3) Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat
agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
4) Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
5) Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan
yang berlebihan-lebihan
6) Meneliti sahulu sebellllum berbuat sesuaatu
agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
7) Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).
8) Pengguna air tidak terbuang percuma.
9) Memeriksa pekerjaan sebellllum diserahkan
kepada Pembina.
10) Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
11) Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar
dengan teratur.
12) Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah
dan lain=lain.
13) Membiasakan untuk menabung
14) Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana
8. Darma kedelapan: “Disiplin, Berani dan
Setia”
a. Pengertian
1) Disiplin dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh
dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan.
2) Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin
berti mengekang dan mengendalikan diri.
3) Berani adalah suatu sikap mental untuk
bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.
4) Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan
ketentuan.
5) Dengan demikian, maka berdisiplin tidak
secara membabi buta melaksanakan perintah, ketnetuan dan peraturan, sebagai
manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus
berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Berusaha untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin).
2) Mentaati peraaturan.
3) Menjalani ajaran dari ibadah agama,
4) Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan
kebenaran suatu keterangan (informasi).
5) Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: “Bertanggungjawab dan Dapat
Dipercaya”
a. Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup
sehari-hari.
1) Yang dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang
diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi
bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
a. Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus
dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
b. Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri
dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
c. Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan
yang diambil, di luar perintah yang diberikan kepadanya karena perintah
tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakannya,
d. Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu
tanggungjawab dengan suatu alasan yang dicari-cari,
Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suatu tanggungjawab
yang besar kepadanya.
2) Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu
dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
a) Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur
terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lai n terutama
yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
b) Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya
dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang
dibuat-buat.
c) Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan
sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya.
d) Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan
pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak
baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.
e) Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan,
Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur
dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10. Darma kesepuluh : “Suci dalam Pikiran Perkataan
dan Perbuatan”
a. Pengertian
1) Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka
itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam
pikiran, perkataan dan perbuatan
2) Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu
melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan
tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
3) Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu
benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng
lain.
4) Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan
perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik
dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
5) Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan
yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa
Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang
baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela
dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing
haarga menghargai sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2) Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan
berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri
aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang
tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
3) Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi
dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat.
4) Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu
agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan
perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan
yang nyata.
5)
Usaha agar Pramuka itu
satu dalam kata dan perbuatannya