KOMPAS
&
DENSUS 8 EGLE SCOUT
“Tak akan ada hasil yang mengingkari Proses,”kata
kakak ku yang Kami hormati Kak Remon Namanya, beliau seorang Satpam Disekolah
Kami, yang dengan tekun dan rela mendidik kami hingga kami dapat meraih apa
yang kami impikan. Kalimat itu yang sering diberikan kepada saya dan
teman-teman, sebuah kalimat yang memicu semangat dan tekad kami dalam menggapai
sebuah tujuan dan cita-cita kami,
Perkenalkan Kompas Densus delapan Egle Scout, sebuah
Team yang memiliki komposisi yang sempurna beranggotakan 8 remaja yang memiliki
culture wilayah berbeda-beda, memiliki karakater dan watak yang berbeda-beda
tapi itulah yang membuat kami semakin kuat, karena kami yakin setiap Sesuatu
yang dilakukan bersama pasti akan lebih mudah dan menyenangka, seperti system
kerja pasukan semut yang mengangkat makanan mereka yang lebih besar dari mereka
secara bersama yang akhirnya dapat menrobos ketidak mungkinan.
Pagi ku saya awali dengan berisiknya suara alaram HP
jadulku yang aku seting tepat pukul 04.00 WIB.
“kringggg krinnnnngggg” akhirnya menyadarkan ku.
Bergegas saya pun langsung menuju kamar mandi dan berrrrrrrrrr…. Dinginnya air
mengalir kemuka, tanganku dan seluruh tubuhku. Ohh dinginya minta ampun. Dengan
ditemani sarung kesayangangku aku menuju masjid samping rumahku melaksanakn
aktifitas rutinku bersama Bapak dan Emak.
“Pye Mir”,sapa Bapak.
“Nopone Pak?” jawab ku
“Kapan Budal ke Blitar”? Tanya Bapak Lagi
“tanggal
22 April Pak” jawabku, memang hari hari ini kami Kompas sedang mempersiapkan
sebuah pertempuran di kompetisi yang sangat bergengsi yang bertempat dibumi
Bung Karno, Srengat Blitar.
Hari ini kuawali dengan mentari yang muncul dengan
malu-malunya dari ufuk timur yang ditemani oleh awan merah yang begitu menawan,
butiran embun yang menetes dari dahan ranting daun tetumbuhan sekitar rumah
yang menambah indahnya pagi ini, apa lagi ketika mereka terpancar cahaya
mentari, menambah kemilau bagai mutiara laut dalam yang indah. Tak terlewatkan
fasilitas Tuhan yang begitu besar dan gratis untuk senantiasa kita nikmati,
hmmmmmz begitu segar udara pagi ini rasa syukur begitu dalam saya panjatkan
dengan memejamkan mata dan melentangkan kedua tanganku menghadap ke timur
seraya menyambut indahnya mentari ku hirup dalam-dalam karunia Tuhan ini, puji
syukur alhamdulilah. Setelah semua ritual pagi ini aku lakukan bergegaslah aku
berganti pakain kebanggaan ku, warna ckolat muda tuk bajuku dan coklat tua tuk
celanaku tak lupa kiasan Bendera bangsaku Merah Putih Wrnanya ku gantung di
leherku yang kan kujaga dengan taruhan nyawaku.
Setelah siap semua bekalku hari ini bergeserlah aku
dengan sepedah tua ku merek tiiiiiiiiiiiit. Menuju pangkalan, markas besar
Komando Pasopati (Kompas), dengan semngat kukayuh dengan kuat pedal sepedahku,
15 menit kutempuh jarak dari rumahku, sesampai disana ternyata kawan-kawanku
sudah bersiap dilapangan, ada yang bermain Handphone, ada yang bermain Bendara
kuning merah, ada yang bermain bendara putih sleret hitam da nada yang hanya
bengong liat temanya bersendau gurau. Dengan sigap kutaruh sepedah kesayanganku
di parkiran. Langsung aku menuju kelapangan dan bergabung dengan teman-temanku.
“Asalamualaikum Pagi kawan”, sapa ku kepada para
sahabatku,
“Waalaikumsalam
bagaimana Mir dengan konsep Piioneringnya sudahkah selesai?” Tanya sang pinru
Kepada ku
Berbagai pembahasan kami lakukan sambil menunggu jam
latihan dimulai. Percakapan kami pun terhenti ketika peluit Panjang dari Pinru
berbunyi
Dengan lantang,”Siap Grak” aba-aba mengawali barisan
kami pun terlontar dengan sikap tegas dan mantebnya Pinru kami memimpin kami,
Apel pun
dimulai, dengan kakak Pembina satuan kami kak Samsul namnya memberikan arahan
latihan hari ini, hari ini kita berlatih variasi baris-berbaris sekaligus gladi
bersih karena dua hari lagi kita sudaf berangkat menuju lokasi pertempuran.
“Tak akan ada Hasil Yang Mengingkari Proses.”
Kalimat penyemagat dari Kak Agus yang sering diberikan kepada kami diualangi
lagi oleh Kak Samsul, maksud dari kalimat itu adalah ketika kita mau menyiapak
segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan dengan kemampuan kita semaksimal
mungkin kita akan memperoleh hasil yang maksimal juga, dan sebaliknya juga akan
begitu, maka dari itu dalam setiap hal kami Anak pramuka selalu
bersungguh-sungguh Dilapangan dan begitu juga dikelas. Jika kita ingin jadi
Juara kelas kita juga selalu belajar dengn maksimal.
Hari
yang kami tunggupun akhirnya datang, 2 bulan proses kita berlatih mempersiapkan
semua perlombaan telah selesai, proses pembuktian “Tak Akan Ada Hasil Yang
Mengingkari Proses” itu pun akan terbuki disana. Semua anggota team satu
persatu mulai datang di Pangkalan, kakak-kakak team Official juga sudah sibuk
mempersiapkan perlengkapan kami, sambil bersenda gurau untuk menghangatkan
tubuh dimalam ini, ya krena kami berangkat malam hari, menggunakan kendaraan bak
terbuka, satu persatu barang perlengkapan mulai naik ke kednaraan yang tertutup
oleh terpal. Tepat pada waktu yang dinanti-nanti kita akan bergeser ke medan
pertempuran melawan keegoisan yang ada pada diri ini, untuk menyatukan tekad
bersama di Bumi Sang Proklamator Bumi Bung Karno. Dengan senyum lebar dan doa
restu orangtua kami, kami berangkat.
Ditanggal 22 April 2017, pagi hari mata kami sudah
terbuka di Bumi Bung Karno, aktivitas ritual pagi ini sudah kami laksanakan
bersama, mandi,sholat dan makan sudah kami lakukan bersama tak lupa suara
hentakan dan triyakan lagu-lagu penyemangat team kami suarakan. Awal proses
pembuktian tlah dimulai ditandai dengan pelepasan balon dari panitia.
“Bismillah, Kawan mari kita mulai”. Kata Pinru pada
kami
“siap Ndan’. Jawab Kami serempak.
“Hahahah”. Suara tawa pun keluar dari teman kami
Happy namanya, sesuai dengan namanya dia yang selalu memecahkan suasana tegang
yang ada dalam team. Yang makin menambah rasa nyaman dalam team ini. Jangan
lupa walaupun kita disini berkompetisi dengan berbagai team yang ada di kab.
Blitar ,Tulungagung dan sekitarnya, kami tetap menjaga persahatan antar anggota
dari Team yang lain, disela-sela waktu giat yang padat kami gunakan utnuk
menyambung tali silaturahmi dengan team lain, karena pramuka itu , Messenger Of
Peace Pembawa Pesan Perdamain, betul Gak?, Karena setiap orang bisa masuk
diorganisasi ini, dan akan pernah dibedakan apa agamanya, apa sukunya, apa
warna kulitnya, dan lain sebagainya. Sragamnya aja sama, sama-sama memakai
kalung bendera pusaka Bangsa Indonesia.
Tiga hari berlalu begitu cepat, semua rasa capek
dalam setiap latihan terbalasakan dalam 3 hari ini. Cerita 3 hari di Bumi Bung
Karno kami ukir bersama. Canda, tawa, setiap proses kita lalui bersama, peluh
yang menetes selama tiga hari akan terjawab hari ini. Saat-saat- medebarkan
akhirnya datang suasana tegang yang ada di lapangan utama terlihat diseluruh
wajah umat manusiia yang ada dilapangan ini. Begitu juga wajah para kakak
Pembina dan Official tiap Team. Satu persatu poin-poin lomba dibacakan suara
triakan gembira bagi mereka Team yang tersebut sebagai juara. Tapi kami hanya
suara dzikir pada Tuhan yang tetap kami lantunkan. Memohon pada Tuhan agar
memberikami yang terbaik dari yang terbaik. Satu persatu Piala kami peroleh
tapi bukan ini yang kami minta, hingga saat yang paling ditunggu dari semua
team. Pengumuman Juara sebenarnya Juara UMUM.
Dzikir kami makin kencang makin kencang dan
Subhanallah,
“JUARA UMUM LOKAGALANG 2017 Team Rajawali
Tulungagung”. Suara lantang dan Keras dari kakak Panitia
Yang memcahkan suara hening lapangan, suara triak
tangis dari kami pun tak terbendungkan, sujud syukur pada allahpun kami
lakukan. Suasana haru secara otomatis terluapkan ditengah lapangan. Alangkah
bahagianya kami. Proses persipan yang begitu berat kami lakukan tidak sia-sia.
Pesan dari kakak- kakak kami yang tetap jadi pedoman dalam hidup kami. Semua
yang dilakukan bersama dengan ikhlas akan menjadi lebih mudah dan indah,
seperti pepatah “satu lidi akan mudah di patahkan dari pada sepuluh lidi”.
Seperti burung bangau yang selalu terbang membentuk huruf V yang dapat membelah
angin yang akhirnya mempermudah mereka terbang berpindah tempat dan apabila
pemimpin mereka lelah secara otomatis akan digantikan salah satu mereka, den
apabila salah satu dari mereka sakit mereka tak pernah meninggalkanya.”
Setiap Remaja memiliki kesempatan untuk membuat
sejarah nya masing-masing, tinggal bagaimana Remaja itu akan menulis sejarahnya
sendiri akankah di tulis dengan cerita yang indah atau sebaliknya. Gunakan
kesempatan mudamu untuk hal yang indah dan menjadi cerita yang indah kelak
ketika kita tua.
“Tak Akan Ada Hasil Yang Mengingkari Proses”
Tulungagung 6 Juni 2017
Komunitas Alumni
Pasopati
AGUS RIYANTO, S.Pd.I
No comments:
Post a Comment